Senin, 09 Desember 2013

Keterbatasan Air di Daerah Perbatasan

Prajurit yang bertugas di perbatasan Indonesia-Timor Leste dan pulau terdepan membutuhkan air bersih agar tugas pengamanan tetap berjalan baik. Hal itulah yang diceritakan Korem 161/Wirayudha Kupang, Kolonel Infanteri Achmad Yuliarto.

air bersih
"Kami sudah mengusulkan mesin pengubah air laut menjadi air tawar untuk prajurit di perbatasan namun belum terealisasi," kata Achmad Yuliarto di Kupang, NTT, Jumat (22/11). Menurutnya, saat ini ada 700 orang prajurit tempur dan 300 prajurit teritorial. Namun, meskipun dilanda keterbatasan para prajurit tetap dalam kondisi siap siaga menangkal gangguan kedaulatan.

"Pengadaan mesin itu masih dalam proses, namun kesiapan anggota tetap 24 jam di daerah perbatasan dan pulau-pulau terdepan tidak pernah kendur," tegasnya. Achmad menambahkan, sudah berbicara dengan para pimpinan untuk pengadaan tersebut dan segera direalisasikan. Menurut dia, untuk saat ini ditambah dan diperbaiki pengangkut air ke wilayah perbatasan dan pulau terluar.

"Pulau Batek berbatasan dengan Timor Leste dan Pulau Danau Rote berbatasan dengan Australia. Masing-masing dijaga 26 orang, koordinasi dengan Marinir," ujarnya. Dia berharap, pemerintah dapat memahami kebutuhan para prajurit yang bertugas di wilayah perbatasan dan pulau-pulau terdepan terutama ketersediaan air. Memang bukan berita baru jika daerah perbatasan belum menjadi perhatian bagi pemerintahan dalam hal membangun infrastruktur. Seharusnya pemerintah dapat memberikan perhatian khusus, terutama dalam penyediaan air bersih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.